Senin, 08 April 2013

PERANAN SEKTOR PERTANIAN




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan merupakan Negara kepulauan yang memiliki kekayaan dari sumber daya alam seperti kesuburan tanah,keadaan iklim,hasil hutan,tambang dan hasil laut. Semua kekayaan itu sangat mempengaruhi pertumbuhan industri di suatu Negara,maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki keahlian untuk mengolah bahan mentah dari alam tersebut menjadi sesuatu yang memiliki nilai tinggi. Selain itu diperlukan juga sumber daya modal sebagai penunjang dalam proses pengolahan bahan mentah tersebut.
Sumber daya manusia memiliki peran dalam pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Dimana jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan besarnya produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Adapun beberapa sektor yang berperan dalam perekonomian indonesia diantaranya adalah sektor pertanian dan sektor industri, dan akan di jelaskan dalam makalah ini sektor pertanian, pengertianya sebagai berikut.





BAB II
PEMBAHASAN
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.
                                                                                                                  


A.    Perkembangan sektor pertanian
Menurut kuzhnets, sektor pertanian mengkontribusikan terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional dalam 4 bentuk yaitu:
a)      Kontribusi produk, contohnya: penyediaan makanan untuk penduduk, penyediaan bahan baku untuk industri manufaktur. Contoh dari industri manufaktur seperti industri tekstil, barang dari kulit, makanan dan minuman.
b)      Kontribusi pasar, contohnya: pembentukan pasar domestik untuk barang dan konsumsi
c)      Kontribusi faktor-faktor produksi, contohnya: menyebabkan penurunan peranan pertaniandi pembangunan ekonomi, maka terjadi surplus modal dari sektor pertanian ke sektor lain.
d)     Kontribusi devisa: pertanian sebagai sumber penting bagi surplus neraca perdagangan melalui ekspor produk pertanian dan produk pertanian yang menggantikan produk impor
a.1.pembentukan sektor petanian
a.       kontribusi produk
            dalam sistem ekonomi terbuka, besar kontribusi produk sektor pertanian bisa lewat pasar dan lewat produksi dengan sektor nonpertanian.
·         Dilihat dari sisi pasar: indonesia menunjukkan pasar domestik didominasi oleh produk pertanian dari luar negeri seperti buah, beras dan sayuran hingga daging.
·         Dilihat dari sisi keterkaitan produksi: industri kelapa sawit dan rotan mengalami bahan baku di dalam negeri, karena bahan baku dijual ke luar negeri dengan harga yang lebih mahal.
b.      Kontribusi pasar
            Negara agraris merupakan sumber bagi pertumbuhan pasar domestic untuk produk non pertanian seperti pengeluaran petani untuk produk industri (pupuk, pestisida, dll) dan produk konsumsi (pakaian, mebel, dan lain-lain).
            Keberhasilan industri pasar dari sector pertanian ke sector non pertanian tergantung dari beberapa hal berikut, yaitu:
·         Pengaruh keterbukaan ekonomi: membuat pasar sector non pertanian tidak hanya di isi dengan produk domestik, tapi juga impor sebagai pesaing, sehingga konsumsi yang tinggi dari petani tidak menjamin pertumbuhan yang tinggi sector non pertanian.
·         Jenis teknologi sector pertanian: semakin modern, maka semakin tinggi permintaan produk industri non pertanian.
c.       Kontribusi faktor produksi
            Faktor produksi yang dapat dilihat dari sector pertanian ke sector lain tanpa mengurangi volume produksi pertanian adalah tenaga kerja dan modal.
Di indonesia hubungan investasi pertanian dan non pertanian harus ditingkatkan agar ketergantungan indonesia pada pinjaman luar negeri menurun. Kondisi yang harus di penuhi untuk merealisasikan hal tersebut adalah:
·         Harus ada surplus produk pertanian agar dapat dijual ke luar. Market surplus ini harus tetap dijaga dan hal ini juga tergantung kepada faktor penawaran teknologi, infrastruktur dan sumber daya manusia dan faktor permintaan seperti nilai tukar produk pertanian dan non pertanian baik di pasar domestik dan luar negeri.
·         Petani harus net savers yaitu pengeluaran konsumsi oleh petani lebih dari kecil dari pada produksi.
·         Tabungan petani harus lebih besar dari investasi sektor pertanian.
d.      Kontribusi devisa
            Kontribusinya melalui 2 cara:
·         Secara langsung, dengan mengekspor produk pertanian dan mengurangi impor.
·         Secara tidak langsung, dengan peningkatan ekspor dan pengurangan impor produk berbasis pertanian seperti tekstil, makanan dan minuman
            Kontradiksi kontribusi produk dan kontribusi devisa akan meningkatkan ekspor produk pertanian, dan menyebabkansuplai dalam negeri berkurang dan suplai dari produk impor. Peningkatan ekspor produk pertanian berakibat negative terhadap pasokan pasar dalam negeri. Untuk menghindari ini dapat dilaukan :
·         Peningkatan kapasitas produksi
·         Peningkatan daya saing produk-produk pertanian
a.2. Peranan Sektor Pertanian
Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia. Artinya pertanian merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari setengah perekonomian. Pertanian juga memiliki peran nyata sebagai penghasil devisa negara melalui ekspor. Oleh karena itu perlu diadakannya pembangunan di dalam sektor pertanian sehingga dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun di luar negeri.
Kekayaan Indonesia berupa lahan pertanian juga merupakan aset penting untuk agrowisata. Dengan pengolahan yang baik hasil perkebunan ini dan pemeliharaan terhadap kebersihan dan keindahannya, maka nilai agrowisatanya akan memberikan devisa yang cukup tinggi bagi negara.
Terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan 1997 menunjukkan bahwa sektor pertanian dapat bertahan dari sektor yang dibangga-banggakan pada tahun tersebut yaitu sektor industri. Bahkan sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 0,22%. Padahal perekonomian Indonesia pada saat itu mengalami penurunan pertumbuhan sekitar 13,68%.
Pertanian dapat dilihat sebagai suatu yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu sebagai berikut:
·         Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi lainnya sangat tergantung pada pertumbuhan output di bidang pertanian, baik dari sisi permintaan maupun penawaran sebagai sumber bahan baku bagi keperluan produksi di sektor-sektor lain seperti industri manufaktur dan perdagangan.
·         Pertanian berperan sebagai sumber penting bagi pertumbuhan permintaan domestik bagi produk-produk dari sektor-sektor lainnya.
·         Sebagai suatu sumber modal untuk investasi di sektor-sektor ekonomi lainnya, dan Sebagai sumber penting bagi surplus perdagangan (sumber devisa).
a.3 Peralatan dan Tenaga Kerja Sektor Pertanian
Tenaga kerja pertanian sangatlah kurang, tenaga kerja pengolahan tanah menggunakan tenaga manusia, hewan dan traktor pertanian ukuran kecil. Peng­gunaan tenaga hewan untuk pengolahan tanah tampaknya semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena keinginan petani untuk mengusahakan pengolahan tanah dengan tenaga hewan dan dengan menggu­nakan cangkul semakin berku­rang pula. Pada umumnya petani le­bih suka menyewa traktor, karena biaya lebih murah dan pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini tentu memberi iklim segar kepada pemilik traktor karena mempunyai daerah pasar : yakni di luar desa, diluar kecamatan bahkan diluar kabupaten. Ini dapat dilihat pada saat musim pengolahan tanah, maka mobilitas alat pengolahan tanah ini antar wilayah sangat meningkat. Fenomena berkurangnya tenaga kerja pertanian terutama tenaga manusia antara lain disebabkan oleh karena jumlah orang yang bekerja di lapangan pertanian kalau dilihat secara prosentase ternyata semakin kecil. Dilihat dari data terse­but berarti penurunan jumlah penduduk yang bekerja di bidang pertanian semakin lama semakin kecil dan bahkan mungkin sangat kecil sekali. Kondisi ini sangat berpengaruh kepada tenaga kerja pertanian terutama tenaga manusia di bidang pertanian. Kenyataannya kapasitas atau kemampuan olah dari tenaga manusia dan hewan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kapasitas olah dengan memakai traktor tangan. Penggunaan alat dan me­sin per­tanian dikembangkan agar produktivitas tenaga me­ningkat, pekerjaan lebih mu­dah dan efisien, kapasitas kerja lebih tinggi, pendapatan ber­tambah dan diharapkan dapat me­nekan biaya produksi serendah mungkin.
a.4. Permasalahan Sektor Pertanian
Pada saat ini, Indonesia menghadapi kemungkinan krisis pangan yang cukup berat. Krisis ini disebabkan oleh memburuknya krisis agraria. Indonesia harus memperluas area lahan pertanian agar mampu mengimbangi naiknya grafik konsumsi pangan masyarakat. Masalahnya, pada saat ini ternyata sektor pertanian sudah tidak lagi menjanjikan. Dari data BPS, dalam waktu 10 tahun terakhir telah terjadi alihfungsi lahan sawah seluas 80.000 ha per tahun. Dalam jangka pendek, alih fungsi memang belum terasakan dampaknya terhadap ketahanan pangan. Namun, bila terus terjadi tanpa ada langkah-langkah komprehensif menghentikannya akan mengganggu ketahanan pangan nasional. Permasalahan di sektor ini sebenarnya bukan hanya ancaman yang muncul dari derasnya proses alih fungsi lahan. Di samping itu, menurunnya jumlah tenaga kerja di sektor pertanian juga menjadi ancaman yang nyata pada produktifitas pertanian. Intinya dalam waktu yang tidak lama lagi, niscaya Indonesia akan mengalami krisis pangan yang merupakan bentuk terburuk krisis agraria. Krisis ini tentunya tidak hanya berimbas pada kehidupan kaum tani sebagai kalangan yang paling menggantungkan hidupnya pada sokongan sumber-sumber agraria. Krisis ini akan menimpa seluruh rakyat Indonesia.
a.5 Langkah yang dilakukan sektor pertanian:
Sebelum menempuh langkah-langkah yang lebih lanjut setidaknya ada empat aspek yang harus dipenuhi terlebih dahulu untuk melaksanakan pembangnuan pertanian:
(1) akses terhadap kepemilikan tanah.
(2) akses input dan proses produksi.
(3) akses terhadap pasar. dan
(4)akses terhadap kebebasan
Dari keempat prasyarat itu yang belum dilaksanakan secara konsisten adalah membuka akses petani dalam kepemilikan tanah dan membuka ruang kebebasan untuk berorganisasi dan menentukan pilihan sendiri dalam berproduksi. Pemerintah hingga kini selalu menghindari kedua hal itu karena dianggap mempunyai risiko politik tinggi. Kebijakan pemerintah lebih banyak difokuskan pada produksi dan pasar. Reformasi agraria hingga kini adalah jalan terbaik bagi negara-negara agraris seperti Indonesia untuk melakukan transformasi sosial-ekonomi dan membangun fondasi ekonomi nasional yang kokoh. Ke empat syarat itu merupakan hal yang paling penting untuk membangun pertanian yang kuat.
Progam peningkatan kesejahteraan petani
            Progam ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing masyarakat pertanian, terutama petani yang tidak dapat menjangkau akses terhadap sumberdaya usaha pertanian.
            Kegiatan pokok yang akan dilakukan dalam progam ini adalah:
1)      Revitalisasi sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang secara intesif perlu dikoordinasikan dengan pemerintah daerah baik propinsi maupun kabupaten.
2)      Penumbuhan dan penguatan lembaga pertanian dan pedesaan untuk peningkatan posisi tawar petani dan nelayan
3)      Penyederhanaan mekanisme dukungan kepada petani dan pengurangan hambatan usaha pertanian.
4)      Pendidikan dan penelitian sumberdaya manusia pertanian
5)      Pelindungan terhadap petani dari persaingan usaha yang tidak sehat dan perdagangan yang tiddak adil dan
6)      Pengembangan upaya pengentasan kemiskinan.
Kriteria Menteri Pertanian Indonesia
  1. Berlatar belakang pendidikan pertanian serta menguasai ilmu pertanian terapan dan teknis.
  2. Berani turun secara langsung kelapangan melihat kondisi permasalahan pertanian di Indonesia.
  3. Mampu menjadikan pertanian sebagai leading sector perekonomian bangsa.
  4. Bersedia berkomunikasi dan bekerjasama serta mengikutsertakan petani, mahasiswa, institusi, dan instansi pertanian dalam pengambilan kebijakan.
  5. Membuat dan mampu mengawal kebijakan-kebijakan yang berpihak pada upaya pembangunan pertanian dan kepentingan petani.
  6. Berpengalaman dan berdedikasi di bidang pertanian.
  7. Memiliki track record yang baik (tidak pernah terlibat kasus hukum).
  8. Loyal terhadap pemerintah dan NKRI.
  9. Mewujudkan program wilayah bebas korupsi (wbk) di Departemen Pertanian.
  10. Berani bertindak cepat dan tepat dalam mengambil keputusan untuk kemajuan pertanian Indonesia.
  11. Mampu mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia pada tahun 2014.
  12. Berani membuat program peningkatan kesejahteraan untuk petani.
  13. Berani membuat kebijakan bersama dengan Departemen Pendidikan Nasional agar dunia pendidikan pertanian lebih diperhatikan dan maju.




Studi Kasus
Industri Pertanian Indonesia Bakal Kalah saing
Gina Nur Maftuhah - Okezone
HEADING TOP CLOSED TOP READ
Rabu, 18 Mei 2011 07:50 wib
TOP READ CLOSE READ

Ilustrasi, Koran SI
JAKARTA- Meskipun terkenal sebagai negara agraris, pertumbuhan sektor pertanian di Indonesia tidak mengalami peningkatan. Impor barang-barang pertanian-pun menjadi hal yang tidak terelakkan lagi. Padahal, sejumlah negara tetangga seperti China dan Thailand terus menggenjot produksi pertaniannya.

“Kita harus dapat belajar banyak dari negara-negara maju agar dapat meningkatkan pertanian karena dengan memuliakan dan mensejahterakan petani dalam pembangunan yang berbasis pertanian maka swasembada, kemandirian dan ketahanan pangan nasional dapat tercapai,” ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan, Winanrno Tohir seperti dikutip dalam bukunya 'Suara dari Desa'. 

Dia mencontohkan China yang pernah mengalami masa sulit akibat kelaparan di tahun 1956-1963 dimana lebih dari 27 juta penduduknya meninggal. “Setelah masa itu, China terus membangun sektor pertaniannnya  misalnya dengan mendirikan Agriculture Bank of China yang khusus diperuntukkan untuk membantu permodalan petani,” lanjutnya. 

Hasilnya, di 2005 saja mereka sudah membalikkan sejarah karena cadangan pangannya bahkan lebih dari cukup untuk dikonsumsi untuk beberapa tahun.

Begitu pula dengan Thailand yang bahkan dulu pernah berguru pertanian ke Indonesia. Menurut Winarno, pemerintah Thailand sangat mendukung pembangunan di bidang pertanian dengan mengharuskan petani menggunakan bibit unggul bermutu tinggi.

“Bahkan , banyak tanaman khas Indonesia seperti pisang, jambu, delima dan talas ditanam di Thailand sehingga jangan heran bila produk pertanian mereka membanjiri pasar Indonesia,“ ujarnya lagi.

Berbanding terbalik dengan semuai itu, ia menganggap bahwa program revitalisasi pertanian, kelautan dan perikanan yang digalakkan pemerintah berjalan lambat. Indikasinya adalah petani di Indonesia masih mengalami berbagai masalah seperti rendahnya dana APBN, Nilai Tukar Petani (NTP) , rusaknya infrastruktur pertanian dan tidak memihaknya perbankan dalam pengembangan pertanian.  (mrt) (ade)










BAB II
KESIMPULAN
Sektor pertanian memang merupakan sektor utama perekenomian dari sebagian besar negara – negara berkembang seperti Indonesia.Perkembangan pertanian dari dulu hingga saat ini belum menunjukkan perkembangan yang melonjak tinggi. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar bagi Indonesia, jika kita lebih meningkatkan dan menempuh langkah-langkah yang benar untuk membangun pertanian di Indonesia maka permasalahan sektor pertanian akan berkurang dan akan berdampak baik bagi masyarakat karena akan mengurangi permasalahan pangan dan kemiskinan.
















Daftar pustaka
Fauzi, noer.,1999. Petani dan pengusaha (dinamika perjalanan politik). Yogyakarta. Pustaka pelajar
Daniel, moehar. Darmawati, nieldalina.,2006. PRA Participatoryn Rural Appraisal. Medan. Sinar grafika
Soekarwati.,1986. Ilmu usaha tani. Jakarta. Universitas indonesia
Tambunan., tulus. 2003. Perkembangan sektor pertanian di indonesia. Jakarta. Ghalia indonesia
Basri., faisal. 2002. Perekonomian indonesia . jakarta. Erlangga
Suwadi., widodo., 2012. Perekonomian indonesia. Ponorogo. Universitas muhammadiyah ponorogo
Primiana.,ina. 2009 . UKM dan industri . Jakarta. Alfabeta
http/agromedia.net
http/google.co.id/searc =peranan+sektor+pertanian

http://pksyariahimmciputat.blogspot.com/2007/04/reorientasi-gerakan-mahasiswa.html

SUMBER DAYA MANUSIA DALAM BISNIS RITEL


A.    Pengertian Sumber daya manusia
Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM merupakan  potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
Sumber Daya Manusia(SDM) adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi (disebutjugapersonil, tenagakerja, pekerjaataukaryawan). Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalamme wujudkan eksistensinya. Sumber Daya Manusia(SDM) adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) didalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensinyata(real) secara fisik dan non fisikdalam mewujudkan eksistensi organisasi.
B.     Struktur Organisasi Yang Sesuai Untuk Bisnis Ritel
Struktur organisasi mengidentifikasikan aktifitas tentu yang dilakukan karyawan dan menentukan garis otoritas dan tanggung jawabnya dalam perusahaan. Langkah pertama dalam mengembangkan suatu struktur organisasi yaitu yaitu menentukan dahulu tugasnya. Tugas itu bias dibagi empat kategori utama yaitu manajemen strategis, administrative, produk, dan manajemen toko.
Dalam sebuah ritel, manajer lini sebagai pelaksana operasional terlibat juga dalam manajemen produk atau barang dagang dan manajemen toko. Manajer operasional ini menerapkan perencanaan strategis dengan bantuan personer administrative. Manajer itulah yang membuat keputusan sehari hari yang secara langsung mempengaruhi tujuan ynag akan dicapai oleh ritel.
Terdapat berbagai pilahan struktur organisasi dalam bisnis ritel, antara lain yaitu :
a.      Bagan organisasi fungsional
Struktur ini disusun berdasarkan fungsi yang dijalankan oleh masing masing departemen, misalnya depertemen promosi penjualan, depatemen barang dagang, departyemen SDM, departemen operasional toko, dan depertemen pegawasan toko.
a.1 struktur organisasi fungsional

b.      Bagan organisasi berdasarkan produk
Struktur organisasi yang berdasarkan barang dagang yang dijual dalam bisnis ritel.
b.1 bagan organisasi berdasarkan barang dagang
c.       Bagan organisasi berdasarkan geografis
Struktur organisasi yang disusun berdasarkan wilayah organisasi yang dilayani oleh bisnis ritel tersebut.
c.1 bagan organisasi geografis

d.      Bagan organisasi kombinasi
Struktur organisasi yang disusun dalam bentuk kombinasi antar funsional dan geografis maupun barang dagang yang dijual  dalam bisnis ritel.
C.    Membangun Komitmen Karyawan
Tantangan utama dalam penjualan eceran adalah unutk mengurangi tingkat keluar masuk (perputaran) karyawan. Perputaran karyawan yang tinggi akan mengurangi penjualan dan meningkatkan biaya. Sedangkan penjualan yang menurun dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain, karyawan yang kurang berpengalaman ddalam menjalankan tugasnya, srta kurang terampilnya sumber daya maupun pengetahuan tentang kebijakan perusahaan dan barang dagang agar dapat berinteraksi dengan konsumen secara efektif.
Ada beberapa pendekatan yang digunakan ritel unutk membangun komitmen. Timbal balik antara lain :
1.      Mengembangkan pengetahuan keterampilan karyawan
Terdapat dua aktifitas yang dilakukan ritel unutk mengembangka pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dalam menejemen sumber daya manusia.
·         Selektif mendengar
·         Pelatihan
2.      Memberdayakan karyawan
Adalah proses dimana para manajer mempunyai wewenang unutk mengambil keputusan dengan karyawan.
3.      Menciptakan hubungan kemitraan dengan karyawan.
Yaitu menunjukkan bahwa ketika praktik kinerja sumber daya manusia meningkat berarti perusahhaan juga meningkatkan pengaturan keuangan bagi karyawannya.
Terdapat tiga aktifitas manajemen sumber daya manuisia yang dapat membangun dan mengembangkan komitmen karyawan melalui hubungan kemitraan :
1.      Mengurangi perbedaan status
2.      Promosi kerja
3.      Kehadiran karyawan unutk menyeimbangkan karir dan keluarga
D.    Cara memotivasi karyawan dalam bisnis ritel
Ritel pada umunya menggunakan tiga metode unutk memotivasi aktifitas karyawannya, yaitu dengan kebijakan tertulis dan pengawasan karyawan, insentif, dan budaya organisasi.
1.       Kebijakan tertulis dan pengawasan karyawan
Kebijakan tertulis adalah metode koordinasi yang paling mendasar, karena :
·         Dapat menjadi inidikasi atau petunjuk bagi karyawan mengenai apa yang harus dilakukan.
·         Ada pengawasan kerja yang ketat unutuk memperkuat atau menyelenggarakan kebijaka tersebut.
2.      Insentif
Insentif dapat digunakan nutuk memotofasi karyawan dalam melaksanakan aktifitas yang konsiten dengan sasaran hasil perdagangan eceran. Insentif juga memotifasi karyawan unutk lebih giat melaksanakan aktifitas yang konsisten dan sesuai dengan tujuan ritel. Meskipun efektif dalam memotifasi karyawan unutk bekerja lebih giat, ttapi insenti juga dapat menyebabkan karyawan mengabaikan tugas tugas yang lain
Tedapar dua jenis insentif, yaitu komisi dan bonus :
·         Komisi adalah suatu kompensasi yang didasarkan pada rumusan yang ditetapkan perusahaan, seperti dua persen dari penjualan.
·         Sedangkan bonus adalah kompensasi tambahan yang diberikan secara periodic berdasarkan evaluasi cara kerja karyawan. Contohnya :, bonus akhir tahun berdasarkan pencapaian hasil penjuala yang dianggarkan jika meraih laba yang besar.
3.      Buadaya organisasi
Memotivasi karyawan bertujuan untuk mengembangkan budaya organisasi yang kuat. Budaya organisasi adalah suatu nilai, tradisi, dan kebiasaan dalam suatu perusahaan yang medasari perilaku karyawan atau organisasi.
Cara yang dapat dilakuan dalam membangun tradisi dan kebiasaan dalam suatu perusahaaan yang data mendasari perilaku keorganisasian atau karyawan dapat dilakuakan dalam mengembangkan dan mempertahankan suatu budaya. Budaya organisasi di kembangkan dan dipertahankan melalui cerita dan symbol. Nilai dalam suatu budaya organisasi sering ditanamkan pada karyawan baru, sekaligus untuk memperkuat karyawan lama. Contohnya : jasa atau layanan yang digambarkan dalam symbol yang suka menolong berarti mencerminkan bagai mana karyawan toko tersebut dalam bersikap dan berperilaku.
E.     Kecenderungan Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Bisnis Ritel
Terdapat tiga kecenderungan dalam manejemen sumberdaya manusia untuk perusahaan ritel, antara lain :
1)      Mengelola perbedaan
Mengelola perbedaan adalah suatu aktivitas manejemen sumber daya manusia yang tersedia untuk mewujudkan gugus kerja yang berbeda beda. Latar belakang budaya dan jenis pelanggan yang berbeda memerlukan staf manejemen yang cocok untuk mengatasi keanekaragaman pangsa pasar. Pelatihan keanekaragaman terdisi atas dua komponen :
·         Mengembangkan komponen kesadaran budaya
Mengajarkan bagaimana berbeda satu dengan yang lain antar karyawan dan bagaiman karyawan tetap bias bekerja sama dengan budaya yang berbeda.
·         Membangun kemempuan melalui dukungan terhadap kelompok dan mentor
Program mentoring adalah program dimana para manajer tingkat tinggi membatu manajer tingkat rendah untuk belajar mengenai nilai nilai perusahaan dan lainnya dengan ekskutif senior.
2)      Masalah kebijakan dan hukum dalam manajemn sumber daya manusia
Perkembangan hukum dan peraturan yang mempengaruhi praktik ketenagakerjaan ditahun 1960-an adalah manejemen sumber daya manusia dipandang sebagai suatu fungsi organisaasi yang penting. Masalah utama hukum dan undang undang yang ada dalam manajemen karyawan ritel adalah :
·         Kesempatan yang sama bagi setiap karyawan
Tujuan utama dari peraturan perundang undangan tentang kesempatan ketenagakerjaan adalah untuk melindungi karyawan dari diskriminasi posisi pekerjaan yang tidak sewajarnya.
·         Gaji atau kompensasi
Kebijakan gaji juga mengatur gaji, tariff upah, untuk lembur kerja dan upah minimum.
·         Hubungan ketenagakerjaan
Menjelaskan bahwa serikat kerja dapat dibentuk dan mengatur hubungan antara perusahaan dan serikat pekerja.
·         Keselamatan dan keshatan kerja
·         Pelecehan seksual ( baik fisik maupun lisan )
·         Privasi karyawan
Melindungi karyawan untuk memberikan privasi pada karyawan dari pemilik perusahaan.
3)      Penggunaan tekhnologi
Perusahaan ritel menggunakan internet untuk mengoperasikan SDM secara otomatis, seperti membuat catatan personal perusahaan, pembayaran gaji, penyerahan aplikasi pekerjaan, dan lain sebagainya.



























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) didalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensinyata(real) secara fisik dan non fisikdalam mewujudkan eksistensi organisasi. Stelah adanya sumber daya yang memenuhi dalam bisnis ritel, oragnisasi perlu membentuk suatu struktur yang sesuai dengan usaha ritel yang dilakukan.
Selain itu, perlu adanya komitmen karyawan yang kuat terhadap perusahaan atau organisasi karena komitmen ini sangat penting untuk mempercepat perkembangan bisnis ritel, selain itu untuk meminalmal biaya terhadap karyawan, secara tidak langsung tanpa ada komitmen dari karyawan, perusahaan akan selalu melakukan seleksi atau perekrutan secara terus menrus dan akan menelan biaya yang cukup besar.
Hal yang mendukung komitmen karyawan terhadap perusahaan salah satunya adalah motivasi, baik motivasi yang terkait dengan aturan, kompensasi ataupun budaya. Dengan demikian timbulnya beberapa kecenderungan yang terkait dengan aturan, keselamatan kerja, hubungan antar karyawan, diskriminasi, dan segala macam masalah yang timbul akan terselesaikan dengan mudah.






DAFTAR RUJUKAN

Utami, Christina. 2008. Manajemen Ritel : 2008. Jakarta : Salemba Empat
ma’aruf, hendri. 2006. pemasaran ritel (cetakan kedua) : Jakarta: PT.SUN. Husein





















STUDI KASUS
FORD NAIKKAN GAJI 20.000 KARYAWAN

Detroit - Pabrikan AS Ford tidak terlalu risau lagi dengan kondisi keuangannya. Bahkan Ford akan membagi-bagikan bonus dan kenaikan gaji bagi para karyawannya. Pemberian kenaikan gaji dan bonus secara bersamaan ini merupakan yang pertama kali dilakukan Ford sejak krisis finansial melanda.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (20/1/2012), Ford akan memberikan kenaikan gaji rata-rata 2,7 persen. Kenaikan gaji ini dihitung berdasarkan performa karyawan. Demikian disampaikan juru bicara Ford Marcey Evans.
Kenaikan gaji di Ford Amerika dan Kanada ini akan berlaku mulai 1 April. Sementara bonus akan dibayarkan pada bulan Maret. Mark Fields, pria yang menangani operasi Ford di Amerika Utara dan Amerika Selatan akhir pekan lalu mengirimkan pesan bagus itu kepada sekitar 20.000 karyawan yang berhak mendapatkannya.
Ford terakhir kali memberikan kenaikan gaji dan bonus secara bersamaan pada 2008 lalu. Saat itu pabrikan ini sedang dalam masa perjuangan di bawah CEO Ford Alan Mulally. Kemudian beberapa saat kemudian di tahun yang sama, krisis keuangan global melanda. Membuat pabrikan mobil terjepit.
Dan bahkan memaksa GM dan Chrysler meminta bantuan rakyat AS. Namun Ford hanya satu-satunya pabrikan AS yang relatif sehat. Namun sejak 2008 itu, Ford belum berani memberikan kenaikan gaji atau bonus secara bersamaan.
Tercatat di 2010, Ford memberikan kenaikan gaji kepada pekerja yang berkinerja bagus. Di 2011, karyawan hanya mendapatkan bonus.